PGSD/III-A/03
Wanita Hebat Banten (Penguasa vs
Aktivis Sosial)
Tanpa
terasa Banten sudah memasuki usia ke-14 tahun semenjak berpisah dari Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2000. Selama itu pula, Banten mulai mengalami perubahan
di berbagai sektor. Termasuk perubahan kepemimpinan yang menduduki kekuasaanya
di Banten. Kaum laki-laki maupun kaum perempuan berebut tempat untuk menduduki
kursi jabatan. Seperti yang terjadi saat ini, banyak kaum wanita yang duduk di
parlemen dan memiliki jabatan yang sangat penting. Contohnya Ibu Hj. Ratu Atut
Chosiyah yang menjabat sebagai Gubernur Banten dari periode 2007 sampai tahun
2014. Beliau memiliki kekuatan yang sangat besar dalam kepemimpinan Banten.
Disamping
itu, banyak pula kaum wanita yang mendedikasikan dirinya untuk terjun langsung
ke masyarakat dan membantu orang-orang yang membutuhkan di Banten. Para aktivis
sosial yang memiliki keikhlasan hati dalam memberikan bantuan dan siap
menghadapi resiko demi kemajuan bangsa. Salah satunya adalah seorang wanita
bernama Ibu Ijah Faizah dari Kota Serang. Ibu dari ratusan anak kurang beruntung
ini mencoba menyalurkan ilmunya kepada anak-anak yang putus sekolah, pengamen,
pengemis dan masyarakat yang kurang mampu lainnya untuk bisa membuka wawasan
mereka.
Baik
Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah maupun Ibu Ijah Faizah, keduanya merupakan sosok
wanita hebat Banten yang memiliki kekuatannya masing-masing. Jika kita teliti
lebih jauh kehidupan kedua wanita ini, maka kita akan tahu apa yang menjadi
perbedaan diantara keduanya.
Ibu
Hj. Ratu Atut Chosiyah merupakan seorang pengusaha dan pemimpin pemerintahan di
Banten. Beliau pernah menjabat sebagai wakil Gubernur periode 2002-2005. Namun
beliau tidak pernah melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu bagi
anak-anaknya. Sebagai pengakuan atas kesuksesannya sebagai seorang ibu,
pengusaha, dan pejabat pemerintahan, beliau mendapatkan penghargaan “Anugrah
Citra Perempuan Indonesia” di bidang sosial dan wirausaha dari Yayasan Pesona
Indonesia dan “Anugrah Citra Kartini” tahun 2003 dari Yayasan Prestasi
Indoensia. Kemudian Beliau mendedikasikan hidupnya untuk maju sebagai Gubernur
wanita pertama di Banten dan memiliki era kekuasaan yang bisa dibilang tidak
sebentar. Banyak hal yang telah beliau buat untuk Banten termasuk memberikan
program di sektor pedesaan seperti pembuatan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) untuk
kesehatan masyarakat dan program usaha mikro bagi ibu rumah tangga.
Selain
itu, beliau memiliki kekuasaan yang kontroversi di berbagai kalangan. Termasuk
pembuatan “Dinasti Atut” yaitu semua sektor penting di kursi kepemimpinan di
Banten dikuasai oleh keluarga besar Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah, dimulai dari
suaminya Hikmat Tomet (Alm) yang menjabat sebagai DPR RI periode (2009-2014),
anaknya Andika Hazrumy menjabat sebagai DPD Provinsi Banten (2009-2014),
saudara tiri Beliau TB. Haerul Jaman menjabat sebagai Walikota Serang, dan
masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan semuanya secara rinci.
Baru-baru
ini, Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah terbelit kasus korupsi bersama dengan adiknya
yaitu Tb. Chaeri Wardana alias Wawan tentang sengketa pemilihan kepala daerah
Lebak. Beliau didakwa turut serta menyuap Akil Mochtar yang saat itu menjabat
sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi yang menangani kasus sengketa tersebut.
Akhirnya pada tanggal 9 Mei 2014, Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah diberhentikan
sebagai Gubernur Banten dan masih ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu,
Jakarta Timur.
Lain
halnya dengan sosok Ibu Ijah Faizah. Gigih dan ulet merupakan dua kata yang pas
jika di sematkan pada seorang aktivis berumur 45 tahun yang sangat peduli
dengan lingkungan sosial di Banten terutama kepada anak-anak jalanan ini.
Beliau mendedikasikan hidupnya pada kegiatan sosial bersama dengan suaminya.
Beliau mendidik ratusan anak-anak yang kurang beruntung. Selain itu, Beliau
mendirikan sebuah Yayasan Bina Wanita Bahagia dan mengajarkan beberapa
keterampilan untuk Ibu-ibu rumah tangga, para pembantu, pedagang kue dan
lainnya.
Kemudian
beliau memberikan perhatian lebih kepada para pengemis dan mencoba mengubah
pandangan mereka. Beliau mengajarkan kepada mereka bahwa tangan diatas lebih
baik daripada tangan dibawah. Meskipun dalam setiap usahanya tidak selamanya
berhasil, tetapi beliau tidak pernah patah semangat dan terus berjuang untuk
kemajuan Banten di masa depan.
Tak
hanya sebagai aktivis sosial, Ibu Ijah Faizah merupakan istri dan ibu yang baik
untuk anak-anaknya. Beliau tidak pernah melupakan kodratnya dan berusaha
mendidik anak-anaknya agar menjadi seseorang yang sukses di masa depan. Atas
dedikasinya terhadap lingkungan sosial dan peran beliau sebagai seorang ibu,
beliau mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya yaitu penghargaan
Perempuan Hebat versi ANTV tahun 2012.
Ibu
Ijah Faizah merupakan pengagum tokoh emansipasi wanita yaitu R.A Kartini.
Beliau selalu berharap wanita-wanita di Indonesia mampu mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya,
agar tidak dianggap lemah dan dapat bertanggung jawab dengan kehidupannya.
Selain itu, agar wanita Indonesia dapat disejajarkan dengan para laki-laki dan
tidak ditindas.
Wanita
hebat Banten mungkin itulah kalimat yang pas untuk disematkan kepada keduanya,
namun dalam perjalanan karier keduanya tentu tidak selamanya berjalan dengan
lurus. Adakalanya mereka jatuh dan terpuruk serta menemukan jalan buntu. Namun
tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Semuanya bisa diatasi sesuai dengan
kesalahan yang telah diperbuat. Sepintar-pintarnya wanita atau sehebat-hebatnya
wanita pada aktivitasnya, tetap saja wanita harus menjalankan kodratnya sebagai
seorang istri dan ibu yang baik untuk mendidik anak-anaknya. Belajar dari
pengalaman kedua wanita hebat tersebut, tentu saja wanita hebat adalah wanita
yang rela mendedikasikan hidupnya untuk keluarga dan peka, juga berguna untuk
lingkungan sekitarnya sesuai dengan bidang yang dikuasai masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar