Minggu, 16 November 2014

Wanita Hebat Banten (Penguasa vs Aktivis Sosial)

PGSD/III-A/03

Wanita Hebat Banten (Penguasa vs Aktivis Sosial)

Tanpa terasa Banten sudah memasuki usia ke-14 tahun semenjak berpisah dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000. Selama itu pula, Banten mulai mengalami perubahan di berbagai sektor. Termasuk perubahan kepemimpinan yang menduduki kekuasaanya di Banten. Kaum laki-laki maupun kaum perempuan berebut tempat untuk menduduki kursi jabatan. Seperti yang terjadi saat ini, banyak kaum wanita yang duduk di parlemen dan memiliki jabatan yang sangat penting. Contohnya Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah yang menjabat sebagai Gubernur Banten dari periode 2007 sampai tahun 2014. Beliau memiliki kekuatan yang sangat besar dalam kepemimpinan Banten.
Disamping itu, banyak pula kaum wanita yang mendedikasikan dirinya untuk terjun langsung ke masyarakat dan membantu orang-orang yang membutuhkan di Banten. Para aktivis sosial yang memiliki keikhlasan hati dalam memberikan bantuan dan siap menghadapi resiko demi kemajuan bangsa. Salah satunya adalah seorang wanita bernama Ibu Ijah Faizah dari Kota Serang. Ibu dari ratusan anak kurang beruntung ini mencoba menyalurkan ilmunya kepada anak-anak yang putus sekolah, pengamen, pengemis dan masyarakat yang kurang mampu lainnya untuk bisa membuka wawasan mereka.
Baik Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah maupun Ibu Ijah Faizah, keduanya merupakan sosok wanita hebat Banten yang memiliki kekuatannya masing-masing. Jika kita teliti lebih jauh kehidupan kedua wanita ini, maka kita akan tahu apa yang menjadi perbedaan diantara keduanya.
Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah merupakan seorang pengusaha dan pemimpin pemerintahan di Banten. Beliau pernah menjabat sebagai wakil Gubernur periode 2002-2005. Namun beliau tidak pernah melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya. Sebagai pengakuan atas kesuksesannya sebagai seorang ibu, pengusaha, dan pejabat pemerintahan, beliau mendapatkan penghargaan “Anugrah Citra Perempuan Indonesia” di bidang sosial dan wirausaha dari Yayasan Pesona Indonesia dan “Anugrah Citra Kartini” tahun 2003 dari Yayasan Prestasi Indoensia. Kemudian Beliau mendedikasikan hidupnya untuk maju sebagai Gubernur wanita pertama di Banten dan memiliki era kekuasaan yang bisa dibilang tidak sebentar. Banyak hal yang telah beliau buat untuk Banten termasuk memberikan program di sektor pedesaan seperti pembuatan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) untuk kesehatan masyarakat dan program usaha mikro bagi ibu rumah tangga.
Selain itu, beliau memiliki kekuasaan yang kontroversi di berbagai kalangan. Termasuk pembuatan “Dinasti Atut” yaitu semua sektor penting di kursi kepemimpinan di Banten dikuasai oleh keluarga besar Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah, dimulai dari suaminya Hikmat Tomet (Alm) yang menjabat sebagai DPR RI periode (2009-2014), anaknya Andika Hazrumy menjabat sebagai DPD Provinsi Banten (2009-2014), saudara tiri Beliau TB. Haerul Jaman menjabat sebagai Walikota Serang, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan semuanya secara rinci.
Baru-baru ini, Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah terbelit kasus korupsi bersama dengan adiknya yaitu Tb. Chaeri Wardana alias Wawan tentang sengketa pemilihan kepala daerah Lebak. Beliau didakwa turut serta menyuap Akil Mochtar yang saat itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi yang menangani kasus sengketa tersebut. Akhirnya pada tanggal 9 Mei 2014, Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah diberhentikan sebagai Gubernur Banten dan masih ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Lain halnya dengan sosok Ibu Ijah Faizah. Gigih dan ulet merupakan dua kata yang pas jika di sematkan pada seorang aktivis berumur 45 tahun yang sangat peduli dengan lingkungan sosial di Banten terutama kepada anak-anak jalanan ini. Beliau mendedikasikan hidupnya pada kegiatan sosial bersama dengan suaminya. Beliau mendidik ratusan anak-anak yang kurang beruntung. Selain itu, Beliau mendirikan sebuah Yayasan Bina Wanita Bahagia dan mengajarkan beberapa keterampilan untuk Ibu-ibu rumah tangga, para pembantu, pedagang kue dan lainnya.
Kemudian beliau memberikan perhatian lebih kepada para pengemis dan mencoba mengubah pandangan mereka. Beliau mengajarkan kepada mereka bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Meskipun dalam setiap usahanya tidak selamanya berhasil, tetapi beliau tidak pernah patah semangat dan terus berjuang untuk kemajuan Banten di masa depan.
Tak hanya sebagai aktivis sosial, Ibu Ijah Faizah merupakan istri dan ibu yang baik untuk anak-anaknya. Beliau tidak pernah melupakan kodratnya dan berusaha mendidik anak-anaknya agar menjadi seseorang yang sukses di masa depan. Atas dedikasinya terhadap lingkungan sosial dan peran beliau sebagai seorang ibu, beliau mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya yaitu penghargaan Perempuan Hebat versi ANTV tahun 2012.
Ibu Ijah Faizah merupakan pengagum tokoh emansipasi wanita yaitu R.A Kartini. Beliau selalu berharap wanita-wanita di Indonesia mampu mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, agar tidak dianggap lemah dan dapat bertanggung jawab dengan kehidupannya. Selain itu, agar wanita Indonesia dapat disejajarkan dengan para laki-laki dan tidak ditindas.
Wanita hebat Banten mungkin itulah kalimat yang pas untuk disematkan kepada keduanya, namun dalam perjalanan karier keduanya tentu tidak selamanya berjalan dengan lurus. Adakalanya mereka jatuh dan terpuruk serta menemukan jalan buntu. Namun tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Semuanya bisa diatasi sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuat. Sepintar-pintarnya wanita atau sehebat-hebatnya wanita pada aktivitasnya, tetap saja wanita harus menjalankan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu yang baik untuk mendidik anak-anaknya. Belajar dari pengalaman kedua wanita hebat tersebut, tentu saja wanita hebat adalah wanita yang rela mendedikasikan hidupnya untuk keluarga dan peka, juga berguna untuk lingkungan sekitarnya sesuai dengan bidang yang dikuasai masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar