PGSD/III-A/03
Banten Sang Jawara
Mendengar
nama Banten sebagian besar yang terbayang dibenak kita adalah sebagai daerah
yang mengerikan, karena Banten yang dikenal dengan Golok dan Jawaranya. Selain
itu Banten dikenal sebagai daerah yang menakutkan karena Banten terkenal
sebagai tempat dukun-dukun teluh yang mematikan. Pada zaman dahulu, Bantenlah
yang berhasil menaklukan Pakuan dan Galuh yaitu kerajaan Sunda, bahkan Kerajaan
Majapahit pun tak mampu menaklukannya. Namun Banten juga dikenal sebagai masyarakat
yang taat dalam agamanya sehingga ada anekdot jangan mengaku orang banten jika
tidak bisa berdoa dan mengaji.
Ada beberapa daerah yang memiliki kekhususan yang sudah dikenal
sebagai tempatnya orang-orang sakti yang memang sudah ada secara turun temurun.
Sihir memang ada dan Rosulullah SAW pun pernah mendapatkan serangan sihir dari
penentang kerosulannya. Beberapa tempat tersebut adalah:
1.
Serang
Serang
adalah kota baru yang dibangun oleh kesultanan Banten kota ini steril
dengan ilmu hitam umumnya masyarakat serang taat terhadap agama Islam, namun di
Serang terdapat Ilmu Silat yang kehebatannya sudah teruji yaitu Aliran Silat
Terumbu, aliran silat kebanggaan masyarakat Banten dari dulu hingga saat ini.
2.
Cilegon
Cilegon
adalah Kota kecil yang sangat strategis sebab kota ini adalah kota transit bagi
mereka yang akan menuju Lampung. Di kota ini dikenal dengan perdukunannya. Selain
dikenal dengan hal tersebut, Cilegon juga memiliki aliran silat yang konon di
awal kemunculannya sempat bentrok dengan Aliran Silat terumbu yang saat
itu menjadi satu satunya aliran yang di anut masyarakat Banten, aliran tersebut
bernama Bandrong.
3.
Bojonegara
Bojonegara
adalah desa yang dikenal sebagai desa “tukang teluh”, di desa ini
masih banyak yang memiliki ilmu yang mampu menjadikan korbannya sakit bahkan
mati mendadak. Permainan sihir di daerah ini seperti permainan gundu. Desa ini
juga terkenal tempat selir selirnya para Raja Banten Dahulu.
4.
Pandeglang
Pandeglang
adalah wilayah putih walaupun sebagian wilayahnya masih banyak yang mengamalkan
ilmu hitam, di sinilah Syarif Hidayatullah bertarung dengan Pangeran Pucuk Umun
yang berakhir dengan jatuhnya kerajaan Banten dan mengislamkan pengikut
pengikutnya.
5.
Menes
Menes
terkenal dengan gadis gadisnya yang cantik, di sini juga adalah tempat dimana
para jawara pernah ada, sebut saja Pangeran Jamparing, konon Menes berasal dari
kata kamonesan atau keanehan istilah ini lahir setelah Sultan Banten pernah
berhadapan dengan raden jamparing atau Raden Rangga wiranegara yang
kemudian Sultan memberikan gelar entol kepadanya dan keturunannya menjadi Raden
entol Rangga Maospati
6.
Ciomas
Ciomas
terkenal dengan goloknya, di sinilah tempat golok di tempa, hanya satu keluarga
dan keturunannya yang bisa membuat golok tersebut, konon golok Ciomas hanya di
buat di bulan mulud atau robiul awal Tepat pada tanggal 12 mulud penempaan
Golok Ciomas mulai dilakukan. Golok ciomas ditempa bukan dengan sembarang godam
tetapi menggunakan godam Ki Denok. Godam Ki denok diyakini sebagai warisan dari
Ki Cenguk, leluhur pertama yang membuat Golok Ciomas pada masa kerajaan Islam
di Banten. Ki Denok yang kini sudah berusia ratusan tahun dipercaya merupakan
hadiah dari Sultan Banten. Golok ciomas dibuat di tempai pandai Ki Sidik
Santani, di kampung Cibopong, desa Citaman, sebuah kampung pemekaran di desa
Pondok Kaharu. Ki sidik adalah salah satu pandai Golok Ciomas yang gigih
mempertahankan tradisi pembuatan golok ciomas.
7.
Cinangka -
Padarincang
Kedua
desa ini dikenal sebagai desa penjahat, dahulu desa ini kerap dijadikan tempat
perekrutan centeng-centeng pejabat Belanda atau pengusaha, selain itu ilmu
hitam di desa ini masih ada, salah satu penganut ilmu hitam di daerah ini
diantaranya adalah Ki Bonteng, Ki Kanjut, Ki Gondrong.
Selain tempat tempat yang disebutkan di atas banyak lagi
tempat tempat yang sudah dikenal sejak dahulu, namun kemenangan Syarif
hidayatullah atas prabu pucuk umun yang terkenal sakti membuktikan bahwa Ilmu
Allah lebih tinggi dari semua ilmu-ilmu sihir setinggi apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar