Kamis, 18 Desember 2014

Rekonstruksi Dunia Pendidikan Indonesia untuk Perubahan Sosial


PGSD/IIIA/03
Rekonstruksi Dunia Pendidikan Indonesia untuk Perubahan Sosial

Hidup, khususnya pendidikan, telah diselenggarakan dengan cara dan pemikiran yang salah. Oleh karenanya, makin hari hidup dan kehidupan bukannya bertambah baik, justru malah bertambah buruk. Dunia bahkan mengalami sesuatu yang mereka sebut dalam situasi krisis dan Sekarat. Satu satunya solusi untuk keluar dari semua itu menurut aliran ini tidak lain adalah dengan mengubah praktek pendidikan yang ada ke dalam konstruksi konstruksi baru.
Kalau dulu pendidikan dianggap sebagai menjauhkan dari masyarakat karena pendidikan zaman dahulu mengabaikan masalah-masalah yang hidup atau yang ada dalam masyarakat, namun pemikiran ini berkeinginan bahwa pendidikan harus dapat memecahkan persoalan- persoalan yang hidup dalam masyarakat sehingga pendidikan tidak dianggap memisahkan dari masyarakat.

1.      Teori pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh Brameld terdiri atas 6 tesis, yaitu:
-          Pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern. Sekarang peradaban menghadapi kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus mensponsori perubahan yang benar dalam nurani manusia. Pendidikan harus menjadi alat utama untuk menjawab atau menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi, pelaksanaan pendidikan sesegera mungkin dilaksanakan, kalau pendidikan tidak segera dilaksanakan maka infrastruktur yang lain akan cepat hancur, maka dari itu pendidikan adalah kunci utama untuk membangun tatanan kehidupan sosial, karena pendidikan dapat mempengaruhi bidang-bidang lain seperti ekonomi, sosial dan budaya.
-          Anak, sekolah dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial. Menurut rekonstruksionalisme, hidup beradab adalah hidup berkelompok, sehingga kelompok akan memainkan peran yang penting di sekolah. Untuk menghasilkan pembelajaran yang harmonis di dalam kelas antara guru, peserta didik dan subjek-subjek pendidikan lainnya maka mereka harus memahami kebudayaan mereka masing-masing, sehingga mereka akan saling menghargai.
-          Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis. Seorang guru atau pendidik harus memiliki sikap percaya diri dan merasa bahwa ia mampu untuk membimbing peserta didiknya, dengan begitu seorang peserta didik akan berhasil dalam membimbing peserta didiknya dan ia tidak akan diremehkan oleh peserta didik.
-          Cara dan tujuan pendidikan harus diubah seluruhnya dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial. Tujuan pendidikan haruslah disesuaikan dengan peserta didiknya. Selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya agar pendidikan mampu menjawab problem-problem dimasyarakat.
-          Kita harus meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.
Menurut Sukmadinata (1997: 93) kurikulum rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi dan bentuk-bentuknya berbeda. :
a) Tujuan dan isi kurikulum, Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
b) Metode, dalam pengajaran rekonstruksi sosial para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan siswa. Guru-guru berusaha membantu para siswa menemukan minat dan kebutuhannya. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda serta bakat minat yang berbeda maka dari itu tugas pendidik adalah membimbing masing-masing peserta didik untuk menemukan minatnya, minimal pendidik mampu mendampingi peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya.
c) Evaluasi. Dalam kegiatan evaluasi para siswa dilibatkan terutama dalam memilih dan menyusun dan menilai bahan yang akan diujikan. Yang dimaksud disini ialah peserta didik membantu dalam hal memilih bahan atau materi yang telah dipelajari dan layak untuk dijadikan tes atau evaluasi.
Adanya filsafat pendidikan rekonstruksionisme diharapkan pendidikan di Indonesia sekarang ini dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial, pendidikan adalah alat utama untuk menentukan masa depan bangsa, maka dari itu masalah pendidikan dipandang sangat penting, aliran ini berharap pendidikan dapat mengubah tatanan sosial masyarakat, pendidikan dapat mengubah perekonomian masyarakat, pendidikan dapat mengubah segala bentuk apapun yang ada dalam masyarakat.
Maka dari itu pendidikan diharap mampu untuk menjadi agen perubahan sosial, walaupun pada kenyataanya sekarang pendidikan belum nampak memberikan kontribusi yang luas dalam masyarakat, justru malah orang-orang dari pendidikan yang merusak negara ini, seperti halnya korupsi yang makin populer di negara ini, bukankah mereka yang korupsi adalah kaum terdidik? Mustahil orang yang korupsi itu lulusan SD. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan pada saat ini belum mampu mengubah tatanan sosial, justru malah merusak tatanan sosial. Pendidikan di Indonesia belum berhasil, dalam artian belum berhasil dalam menanamkan karakter dan kepribadian manusia yang berakhlak baik.
Metode-metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis yang bertumpu pada kecerdasan asal jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menawarkan solusi yang paling valid bagi persoalan-persoalan umat manusia. Maksud yang terkandung adalah bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, seorang pendidik harus mampu menggunakan metode yang bisa membuat peserta didik atau merangsang peserta didik untuk berfikir dan berani mengeluarkan pendapat sehingga pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi murid atau peserta didiklah yang harus menjadi objek dari pembelajaran, contoh media atau metode yang digunakan adalah metode diskusi, dengan metode diskusi maka peserta didik dapat berlatih untuk mengemukakan pendapatnya, dengan begitu maka pembelajaran akan efektif dan peserta didik dapat aktif dalam belajar, sehingga tidak hanya guru yang menjadi sumber ilmu, namun peserta didik pun mampu menyumbang pemikiran, dalam berdiskusi sebaiknya masalah yang diangkat adalah isu-isu aktual yang sedang hangat di masyarakat sehingga secara tidak langsung peserta didik akan merespon permasalahan yang telah tumbuh dalam masyarakat, dengan begitu tidak lagi dikatakan bahwa pendidikan telah menjauhkan dari masyarakat, justru pendidikan mendekatkan peserta didik dengan masyarakat dan memberikan sumbangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang ada. Dengan begitu pendidikan akan benar-benar berguna bagi masyarakat.
Namun pada kenyataannya di dalam proses pembelajaran masih ada pendidik melakukan metode tanpa variasi yaitu metode ceramah secara terus menerus tanpa memperdulikan peserta didik, peserta didik di suruh mendengarkan ceramah dari guru tanpa diminta kontribusinya atau tanpa diminta menanggapi, sedangkan permasalahan yang dibahas adalah permasalahan yang basi yang sudah tidak layak dibahas lagi, dengan begitu peserta didik serasa tidak mendapatkan hasil apa-apa dan pendidikan hanya sebagai simbol belaka tanpa guna, pendidikan justru mencetak generasi-generasi yang takut berbicara atau generasi pasif.
Jika pendidikan formal adalah bagian tak terpisahkan dari solusi sosial dalam krisis dunia sekarang, maka ia harus secara aktif mengajarkan perubahan sosial. Seperti telah dibahas di atas bahwa pendidikan harus mampu memberi kontribusi kepada masyarakat dengan cara merespon permasalahan yang sedang timbul di masyarakat, baik itu masalah ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya, pendidik yang baik adalah pendidik yang mampu mengajak peserta didiknya berfikir dan peka terhadap permasalahan yang sekarang masyarakat hadapi, sebaliknya pendidik yang tidak rekonstruksionis adalah pendidik yang takut atau tidak berani mengajak peserta didiknya dalam menghadapi permasalahan yang sedang hangat dibicarakan, dengan begitu peserta didik akan semakin dekat dengan permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar