PGSD/III-A/03
Cara
Seseorang untuk Menilai Pendapat Orang lain
Pernahkah kalian
menilai tentang sesuatu? Mungkin menilai tentang pendapat atau pernyataan orang
lain. Penilaian seperti apa yang muncul dipikiranmu? Dan bagaimana cara kalian
menilai pendapat tersebut?
Secara
umum, seseorang akan menilai tentang sesuatu hal dengan tiga cara. Pertama, ia akan menilai berdasarkan
ketidaktahuannya tentang itu, dari ketidaktahuannya inilah yang menjadi tolak
ukurnya dalam menilai. Kedua, menilai
dengan menggunakan pendapatnya sebagai ukuran. Maksudnya dasar yang dimilikinya
adalah menggunakan pendapat-pendapat yang dipikirkannya atau yang diperolehnya
dari beberapa studi. Ketiga, menilai
dengan menggunakan pendapat pada umumnya, contohnya dari pakar/ahli sebagai
alat ukur. Dengan mengkaji secara mendalam dan menanyakan kepada para
narasumber yang berkaitan mengenai pendapat tersebut, seseorang baru bisa
menilai pendapat orang lain.
Sebagai
contoh, ada sebuah pernyataan dari seseorang bahwa jin dapat disuruh. Nah,
orang tipe pertama akan langsung berpendapat “itu tidak mungkin” dengan alasan
yang ia sendiri memang tidak tahu bahwa jin dapat disuruh untuk melakukan
sesuatu. Ketidaktahuaannya akan pendapat mengenai jin yang dapat disuruh ini yang
dijadikannya sebagai alasan untuk menolak pernyataan tersebut. Apakah terdengar
sangat aneh? Bila menolak suatu pendapat dikarenakan ketidaktahuannya terhadap
pernyataan tersebut.
Sebenarnya
jika seseorang tidak tahu mengenai sesuatu hal, ada beberapa sikap yang dapat
diambil. Sedikitnya terdapat dua hal, yang pertama,
diam, kedua mempelajarinya secara
mendalam. Namun kebanyakan dari mereka yang malas menanggapi pendapat tersebut
dan hanya meresponnya dengan diam atau pura-pura tidak mendengar.
Tipe
kedua adalah mengadakan sebuah studi tentang jin. Jika melakukan studi mengenai
hal tersebut, akan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa jin memang tidak dapat
disuruh. Meskipun cara ini masih dikatakan lemah, karena tidak ada alasan untuk
menggunakan pendapatnya sebagai tolak ukur suatu kebenaran, tetapi cukup untuk
menjawab dengan baik.
Tipe
ketiga adalah golongan yang paling sedikit dan mereka mempelajari pendapat para
ahli bidang jin. Dengan mengumpulkan beberapa pendapat dari narasumber,
pakar/ahli dibidang tersebut, mereka akan percaya diri dalam berpendapat. Pada
umumnya pendapat para pakar menerima atau menolak pernyataan bahwa jin dapat
disuruh. Dengan pendapat yang beragam tersebut, akan sedikit memusingkan mereka
yang masih mencari tahu suatu pendapat.
Dapat
disimpulkan dari beberapa pernyataan di atas bahwa, kita dapat memilih menjadi
tipe yang mana saja. Tipe pertama, kita dapat memilih menjadi seseorang yang
pendiam. Jika ingin menjadi tipe kedua, kita dapat mempelajari pendapat orang
lain dengan baik. Dan jika ingin menjadi tipe yang ketiga, yaitu mempelajarinya
secara luas dan mendalam, dengan mengemukakan pendapat pakar yang ahli
dibidangnya menjadikan tipe ketiga merupakan pilihan terbaik yang dapat
dipilih.
Terispirasi dari buku:
Tafsir, Ahmad. 2009. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar